19 February 2016

Kelas Kurikulum Keluarga Kita : Hubungan Reflektif

Jadi, minggu kemarin gue ikutan kelas kurikulum-nya keluarga kita. sudah ada yang tau belum tentang website parenting yang satu ini? coba deh mampir ke sana dan baca, gue udah suka banget sejak dulu namanya 24hr parenting. kenapa gue suka? gue suka karena valuenya, bahwa"Parenting is not personal, the way we raise our children will affect the society". Karena gue sendiri juga concern banget tentang pendidikan di Indonesia, dan gue lihat pas banget sama salah tujuan pengasuhan gue ke anak-anak bahwa mereka ngga boleh jadi orang yang 'hebat sendiri', tapi justru mau se-soleh apapun, sehebat apapun tapi yang penting harus bisa kasi manfaat sama banyak orang termasuk negaranya :)  





Nah di website mereka, mereka punya kurikulum *kece banget ngga sih?hahaha.. intinya kurikulum itu mereka rumuskan berdasarkan kebutuhan orang tua melalui berbagai analisa yaitu Dispilin Positif, Hubungan Reflektif dan Belajar Efektif. Udah niat mau ikutan semua, berhubung hari kerja jadi mesti cuti..sebulan sekali ini hihi. Berharapnya, setelah ikut sesi selain diterapkan ke diri sendiri (yang mana pasti paling susah dan butuh latihan;p ) gue juga mau sebarin ilmunya sebanyak-banyaknya baik lewat blog ini maupun bikin kelas serupa di sekitar. niat pertama sih mau bikin buat teman-teman kantor, semoga terlaksana ya.aamiin. Semuanya juga bisa lho bikin kelas serupa dengan narasumber dari mereka, disebutnya Rangkul atau Relawan Penggalang Keluarga. cek di sini yaa info lengkapnya.

Balik lagi ke topik Hubungan Reflektif kemarin, sesi ini disampaikan oleh Ibu Najeela Shihab selaku founder Keluarga Kita. Topik ini membahas mengenai konsep diri sebagai orang tua, pengelolaan emosi (what i need!!!! :D), berkomunikasi efektif, memahami dan mengatasi konflik dengan sehat, mewujudkan interaksi yang menyenangkan dan positif.  Ngga heran sesinya seharian dari jam 9 pagi sampai 4 sore. karena selain ada pemaparan materi, selama sesi kita juga belajar dari pengalaman ibu-ibu lainnya sekaligus banyak aktifitas interaktif terkait topik ini. seru-seru banget!


gue coba kasi point-pointnya aja ya, soalnya panjaaang hahaha.. tapi sebenarnya bisa koq dibaca di bagian Hubungan Reflektif di web keluarga kita atau dateng kelasnya kaya gue :) ehiya, kalau gue juga bikin kelas serupa pada mau ngga ya? pls leave comment yaa kalau memang berminat, jadi bisa kita buat kelas weekend. yuk!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
HUBUNGAN REFLEKTIF

Salah kaprah seputar hubungan
  • hubungan atas dasar cinta dan persaudaraan adalah hubungan yang selalu erat, maka tanpa usaha pun bsa terus berkualitas
  • keluarga besar tidak perlu terlalu dekat dengan anak-anak kita, nanti mereka ikut campur urusan rumah tangga
  • untuk menjaga perasaan satu sama lain dalam keluarga, kita hanya perlu bersabar dengan apa yang kita rasakan. kalau dekat,pasti akan saling tahu, tanpa perlu dibicarakan
  • dalam keluarga perlu ada pembagian peran sebagai "si galak" dan "si baik" saat berinteraksi dengan anak
Hal yang tidak dapat kita kontrol tapi memengaruhi hubungan keluarga
  • pola pengasuhan di masa lalu
  • keunikan temperamen
  • hubungan sosial/pergaulan dan dunia luar
  • perubahan zaman
Hal yang wajar dirasakan tapi tidak pernah dikatakan
  • istri  atau suami yang mengasuh anak di rumah sering merasa kurang berarti dan kurang dihargai sehingga menjadi lebih sensitif
  • perhatian terfokus pada anak atau karier sehingga sebagai pasangan suami/istri merasa kurang diperhatikan
  • orang tua selalu merasa lebih benar dan paling tahu akan kebutuhan anaknya
  • tidak tahu cara berkomunikasi yang efektif dengan anggota keluarga
  • harapan yang tidak sesuai dan kekhawatiran yang berlebihan
Manajemen Waktu
  • sensitif terhadap kebutuhan anak
  • sensitif terhadap kebutuhan diri sendiri, misal kelelahan
  • kualitas hubungan tidak akan tercapai tanpa kuantitas interaksi yang cukup
Penyebab emosi yang perlu dikelola
  • marah
  • ingin mendapat pujian dan pengakuan
  • konformitas (rasa sungkan)
  • rasa bersalah
Hal yang mendukung komunikasi efektif
  • mengelola emosi dengan baik
  • hadir dengan sepenuh hati dan sepenuh tubuh
  • berempat
  • gunakan pernyataan diri (i-message)
pola i-message : saya merasa - saat - saya ingin - karena
contoh dengan suami :saya merasa sedih, saat kamu berbicara dengan nada tinggi - saya ingin kita bicara dengan tenang - karena kita perlu saling menghargai dan menjadi contoh yang baik untuk anak

Langkah-langkah resolusi konflik dalam keluarga
  • nengidentifikasi masalah dan menafsirkan
  • memecahkan masalah dan fokus pada solusi

4 comments:

  1. Wah, bagus banget materinya.
    Sayang ya, nggak ke daerah-daerah. Saya juga butuh.
    Makasih sharingnya.

    ReplyDelete
  2. Wah, bagus banget materinya.
    Saya ikut belajar mba. Makasih sharingnya
    Salam kenal.

    ReplyDelete
  3. Keren sekali ya..
    ternyata memang dalam hubungan keluarga perlu ada pengelolaan. tapi itu memang untuk kaum hawa saja pendidikan kurikulumnya? yang pria malah lebih butuh harusnya, kan nanti imam nya.

    ReplyDelete
  4. makasi sharingnya ka Ninta, aku tertarik banget loh sama program Rangkulnya keluarga Kita, colek-colek yaa kak kalo mau bikin kelasnya di weekend

    ReplyDelete